Salah Sangka Paling Astaga

Rizal Fanany
6 min readFeb 13, 2021

--

Beranjak dewasa berarti banyak yang akan berubah. Dori pun setuju, cowok yang beranjak dewasa ini pun setuju, dia menyadari memang sudah banyak yang berubah darinya.

Dori yang dulu menyukai komik kini beralih menyukai membaca koran, walaupun tetap, yang diburu masih bagian rubrik cerita bergambarnya. Aliran musiknya pun berubah, dari yang dulu menyukai dangdut koplo yang bikin orang jingkrak jingkrak, kini Dori lebih memilih aliran musik indie yang menenangkan, bukan karena suka, katanya menjadi dewasa dituntut harus selalu tampil beda.

Dori sebetulnya memang manusia biasa saja, manusia lugu yang beranjak dewasa, tak ada yang spesial darinya, kecuali dia adalah anak tunggal, dan sejak lahir, ibunya sudah meninggal. Dori, yang namanya saja mirip ikan di film kartun. Dori yang kesal waktu main ke toko Aquarium, ada anak yang membawa ikan dan nyeletuk “Dori, ini kandang yang cocok buat kamu, Dori”.

Bagi Dori beranjak dewasa berarti banyak yang akan berubah, tapi bagi ayahnya semua itu tetap sama saja. Baginya, Dori tetap bayi merah yang harus selalu disisinya.

Sudah seminggu ayahnya uring-uringan sejak ia menerima tawaran bekerja sebagai ilustrator di Jakarta, itu artinya dia akan meninggalkan ayahnya, dia akan lepas dari pengawasannya.

“Pokoknya, kamu harus bisa jaga diri yah!”, sudah tujuh kali ayahnya mengucapkan hal itu hari ini. Dori selalu membalas sekenanya. Empat tahun merantau dan lulus kuliah tidak membuat ayahnya menganggapnya sudah dewasa, salah sangka yang mungkin dianut banyak orangtua sepertinya.

Ngomong ngomong perihal salah sangka. Sudah seminggu Dori bekerja di tempat itu, sudah seminggu juga ia resah, perihal kamar mandi yang membuat banyak orang salah sangka.

Kalau ada penobatan toilet ter-uniq sejagat Indonesia, mungkin toilet di bagian seksinya adalah pemenangnya. Umumnya toilet akan duduk manis dibagian pojok, tapi toilet, di seksi desain dimana Dori bekerja malah terletak tepat di bagian depan, seolah menghadang orang yang akan masuk dengan berkata “sini cari inspirasi dulu”. Pintu toilet juga harus selalu ditutup karena jika dibuka akan menghalangi jalan masuk utama, hasil engsel yang dipasang salah arah, tidak berhenti disitu, kunci toilet pun tidak berfungsi dengan benar, sumber dari segala sangka.

Pintunya yang ditutup membuat banyak orang selalu harus tebak tebakan apakah ada manusia atau tidak didalamnya, kunci yang bermasalah menjadi penyebab utama, karena salah salah orang bisa masuk toilet saat toilet sedang ada penghuninya. Sudah seminggu juga, Dori harus melakukan ritual yang biasa dilakukan pekerja lama, yakni clingak-clinguk, mengecek apakah semua orang berada pada mejanya masing-masing, jika semua sibuk di mejanya, berarti posisinya sangat aman, dia siap untuk memenuhi hajat pribadinya.

Baru seminggu juga sejak Gista, senior Dori yang menceritakan tentang masalah toilet ini. Sebulan lalu ada cewek dari seksi lain masuk tanpa ba-bi-bu, langsung nyelonong masuk ke zona rawan kami, Toilet salah sangka. Padahal toilet sedang siaga 1, ada pekerja cowok yang sedang menggunakannya, si cowok sih asik asik aja sebelumnya, sambil berjuang hebat melepas beban di perutnya, namun setelah pintu terbuka tiba-tiba, si cowok kaget sampai berguling di lantai. si cewek pun tidak kalah, berteriak hebat, setelahnya bisa ditebak, kantor heboh sepanjang hari.

Baru seminggu Dori bekerja, tapi kesialan memang sudah menjadi nasibnya. Di hari kelima dia bekerja, Dori tiba dikantor seperti biasa, dari pintu depan dia melangkah lurus kebagian seksi khusus desain, tempat dia bekerja. Namun dia dikejutkan dengan cowok yang berlari dari arah berlawanan. Tapi itu tidak mengherankan, Dori tidak heran, karena seperti video klip lagu India, lari-larian adalah hal biasa bagi pekerja di tempat ini, mungkin sedang mengejar liputan pagi, pikir Dori.

Ketika Dori tiba, seksi desain masih terlalu sepi, Dori merasa dia mungkin yang pertama kali tiba, ternyata dia salah. Ada cewek yang keluar dari toilet seksinya, sambil bertanya “lo yang tadi?”, Dori heran, ‘Apa yang tadi’, batinnya. Dori yang kikuk dan nggak tau apa yang terjadi, lantas menjawab “ eh … iya, aku yang tadi”. Setelahnya cewek itu melihatnya dengan tatapan murka. Dori terheran-heran setelahnya.

Benang merah pun terurai saat sesi makan siang. Dori yang makan di kantin, duduk tepat di sebelah orang yang sedang asik mengobrol, salah satu cowok berkata “Gue tadi pagi, gak sengaja ke seksi desain, karena kebelet gue coba pakai toiletnya, tapi ternyata ada orang didalamnya, gue lari sekenceng-kencengnya”. Kini Dori tau bahwa dia adalah cowok tadi pagi yang lari dari seksinya, Dori pun akhirnya juga tau bahwa cewek tadi pagi pasti sudah salah sangka kepadanya.

Yang paling parah adalah kemarin, saat tiba giliran dia harus lembur, menjadi anak baru bukan berarti harus leha-leha sepanjang minggu. Tapi dia beruntung kali ini, dia tidak sendiri. ada Bella yang juga sedang mengerjakan tugas lemburannya.

Dori menyelesaikan pekerjaannya tepat pukul 10 malam. Dori yang sudah menyelesaikan tugasnya berniat membasuh muka dan tangannya, kemudian segera pulang. Dori memencet sabun cair di toiletnya seenaknya, lupa bahwa sabun di toilet seksinya juga cukup istimewa. Buih sabunnya begitu tumpah ruah. Jadilah buih memenuhi ruangan, cukup untuk membuat orang mengira bahwa dia baru saja mencuci baju di dalam toilet.

Dori gelagapan, dia mengguyur busa itu agar segera turun ke lubang pembuangan. Satu, dua, tiga kali gayung berisi air itu mengguyur busa tapi tetap saja buih tak kunjung habis, tapi kini lumayan berkurang, dari yang mencuci baju mungkin sekarang orang mengira bahwa ini buih sisa cuci piring.

Dori tidak diam, dia segera menyelesaikan apa yang sudah dimulainya, namun sampai air terakhir, buihnya tetap tidak hilang, kini buihnya menyerupai orang yang kencing tapi lupa atau sengaja tidak disiram, dan ini malah memperburuk keadaan, toilet ini emang niat bikin orang salah sangka.

Dok .. Dok .. Dok,

Suara ketokan pintu dari luar toilet. Tidak salah lagi, ini pasti Bella yang mau mau menggunakan toilet, Dori berada di posisi yang serba salah, satu sisi dia tidak mau Bella mengira bahwa dia orang yang jorok, yang kencing sembarangan lalu seenaknya pergi pulang, tapi dia juga tidak mau membuat Bella menunggu terlalu lama.

“Dori, masih lama? Kebelet nih!”, suara Bella dari luar, Bella memaksa masuk, Dori mulai tersudut.

Dengan enggan dia membuka pintu, Dori melihat dengan senyum-senyum tidak jelas ke arah Bella, “Bel, itu anu … ” suaranya tertahan, Bella tidak menggubrisnya, dia segera masuk. Sangat kebelet sepertinya.

Dori tau ini harus diselesaikan, kali ini toilet ini tidak bisa membuat orang lain salah sangka, dia harus meluruskan semuanya. Dori menunggu di depan toilet. Satu, dua, tiga menit berlalu Bella tak kunjung keluar. Setelah 10 menit berlalu barulah Bella keluar.

Bella keluar dengan membuka pintu perlahan, sesudahnya mata Bella dan Dori beradu, dia memandang Bella dalam, Bella menandang Dori pucat. Ada senyum tipis di wajahnya kemudian, dan dia berlalu begitu saja, dia melangkah ke luar seksi, jalannya tak seperti biasanya.

Harusnya Bella mengomel jika dia mengira Dori tidak menyiram kencingnya, atau mungkin buih tadi sudah hilang saat Bella masuk, atau Bella juga menggunakan sabun cair sehingga buihnya tumpah ruah sama seperti yang dilakukannya. Dori merasa lega, semuanya sudah baik baik saja pikirnya, tidak ada yang perlu dijelaskan.

Namun baru saja Dori melangkah keluar seksi, didorong rasa penasarannya, dia mengurungkan niatnya, dia melongok kepalanya ke dalam toilet untuk mengecek masalah buih-buih ini, di lihatnya di pojok lubang toilet, ternyata buihnya tetap ada. Matanya kemudian berputar mengarah ke sisi toilet lain, dan ..

“Astaga, Gile ye Bella”, teriak Dori.

Dori melihat tai Bella yang sengaja tak disiram, bentuknya tidak imut seimut wajah Bella, (yah jelas kan itu tainya). Dori tidak menyangka bahwa Bella manusia sejorok itu. Dia kemudian melangkah masuk ke dalam toilet, tanggannya meraih gayung, tapi percuma airnya tidak ada.

“Bella emang keterlaluan yah, Cuma gegara air doang ”, ucap Dori dengan kesal.

Dori kemudian meraih keran air untuk mengisi bak plastik yang kosong, tapi ia baru saja ingat, PDAM sedang bermasalah hari ini, sudah ada peringatan kemarin. Keran tidak mengeluarkan air sedikitpun.

“Oh jadi ini penyebabnya”, ucap Dori, “pantes”.

Dori kemudian melangkah keluar. Didepan pintu toilet dia masih memikirkan apa yang harus dilakukannya, dia juga memikirkan, tanpa air dan tissue bagaimana Bella bisa cebok. Ngeri

“Pantes tadi jalannya gitu, aneh”, dia berucap lalu tertawa.

Tidak lama setelahnya, penampakan Bella muncul kembali, kini dengan tong dan gayung yang berisi air di tangannya. Mata Dori dan Bella beradu kembali, kini mereka saling menatap dalam, mereka tau banyak salah sangka yang harus diluruskan, tapi itu bisa menunggu, sekarang “SIRAM DULU TAINYA”, teriak batin Dori.

--

--